Merangsang Libido Seksualitas

Apa makna desahan seorang perempuan bagi seorang laki-laki? Desahan tersebut akan mampu membangkitkan libido seksualitas laki-laki.

Dalam cinta sensual atau cinta lawan jenis, kata-kata sangat penting dan menjadi bagian yang memunculkan keindahan hubungan. Kata-kata bujukan, rayuan, janji-janji, dan seterusnya adalah bagian yang inheren dalam cinta sensual atau cinta lawan jenis ini.

Betapa banyak korban-korban bergelimpangan oleh sebab kata-kata bujukan, rayuan, dan janji-janji tersebut. Seorang perempuan rela menyerahkan kesuciannya oleh sebab kata-kata bujukan, rayuan, dan janji-janji ini. Inilah kekuatan dan kedahsyatan dari kata-kata, mampu merangsang libido seksualitas.

"Engkau pernah dicium?" goda seorang laki-laki.
"Ih, jorok. Kok gitu sih ngomongnya?" kelit si perempuan.
"Ah, paling juga belum...."
"Ya memang belum. Memang kenapa?"
"Cewek segede kamu belum pernah dicium cowok? Ah, kebangetan...!"
"Kebangetan gimana? Dosa, tau?!"
"Dosa? Tapi itu kan penting. Apa kamu mau dianggap cewek kampungan?"
"Iya, lebih baik begitu daripada berbuat dosa."
"Lho, memangnya dicium laki-laki itu dosa?"
"Iya, kalau dia bukan mahram."
"Lha kalau mahram....?"
"Ya, jelas tidak dosa dong...."
"Lha kalau ternyata si mahram ini bangkit seksualitasnya akibat mencium kamu....?"
"Siapa bilang seorang mahram akan bangkit seksualitasnya akibat ciuman?"
"Lho, kamu nggak pernah membaca atau menonton berita? Betapa seorang paman bisa memperkosa keponakannya? Betapa seorang ayah kandung menghamili anak kandungnya sendiri? Akankah fakta yang demikian itu tidak akan kamu katakan sebagai 'mahram yang bangkit libido seksualitasnya'?"
"Ya, gimana ya.. sepertinya kamu benar...."
"Tetapi, memang demikian kenyataannya kan?"
"Iya."
 "Lalu, apabila engkau dicium oleh kekasihmu, sementara dia menciummu atas dasar cinta, kasih dan sayang, dan bukan atas dasar libido seksualitas, sedangkan kenyataan ini sudah berbeda dan bertolak belakang dengan kenyataan yang tadi, masihkah kamu akan menganggap hal itu tidak benar?"


Bagaimana jawaban Anda Ketika ditanya seperti itu oleh kekasih Anda?! Rasionalisme kekasih Anda, tentu saja, tidak bisa Anda patahkan. Dari sudut ini, tampak sangat rasional apa yang dikatakannya.

Lalu, Ketika Anda sudah terjebak pada rasionalisme seperti itu, dan Anda menyerah untuk mau dicium oleh kekasih Anda, yakinkah bahwa Anda atau kekasih Anda tidak terbuncah gairah seksualitasnya?! Di sinilah persoalannya.

Seorang laki-laki yang licik sanggup untuk merasionalisasi hasrat seksualitasnya demi bisa meraih hati dan perasaan kekasihnya. Lalu, apa yang mesti terjadi, terjadilah.

Yakinkah Anda bahwa suasana yang berpeluang tidak akan membuat Anda tergoda untuk mencium? Adalah sulit untuk mengatakan bahwa ciuman seorang kekasih tidak bersinggungan dengan gairah seksual. Artinya, kemungkinan besar, ada gairah seksual di balik ciuman tersebut, di balik kata-kata "kasih sayang dan cinta". Kebanyakan rayuan, bujukan, dan janji-janji adalah gombal dan omong kosong. Berhati-hatilah!

Terlepas dari hal yang demikian itu, kita ingin menyoroti masalah kekuatan dan kedahsyatan berkata-kata. Suka atau tidak suka, halal atau haram, benar atau salah, kata-kata memang ampuh untuk membangkitkan gairah seksual. Apalagi kata-kata tersebut meluncur dari orang yang memang pandai merayu, membujuk, dan berjanji-janji.

Itu sebabnya hati-hati! Semua penipu bicaranya kedengarannya enak, orang-orang baik belum tentu bicaranya enak didengar. Kalau kita hanya mau dengar enaknya, kita sering terjebak dalam hubungan-hubungan yang salah.

Itu sebabnya kita, karena kita berpendidikan, jangan selalu nilai orang yang bicaranya kasar, jelek. Dengarkan niat dari kata-katanya. Kalau orang itu bicaranya selau enak, tapi niatnya kita melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, orang itu penipu.

Lalu satu lagi yang terkahir bagi wanita adalah rasa hormatnya pada dirinya. Ada kisah pria-wanita pacaran sudah dekat sekali, sudah ikhlas untuk bersatu, tapi belum menikah. Jalan di kampus, waktu sudah mau berpisah malam, si yang wanita ini diajak mampir ke kosannya yang pria. Tau jawabannya? “Saya ingin untuk masuk ke kost Anda dan tinggal dengan Anda malam ini. Tapi saya takut besok pagi saya tidak bisa menghormati diri saya.”

Kalau wanita menjaga hormatnya pada dirinya, dia akan tetap dimuliakan pria.

 










Sumber :
Anjali, Aba. 2009. Panduan Lengkap Menjadi Pembicara Handal. Jogjakarta: Think Jogjakarta.
MTGW: Rindu untuk Diperhatikan
Label: edit post
1 Response

Posting Komentar